Sabtu, 21 Desember 2019

Rabu, 06 November 2019

Pembelajaran diluar kelas dalam rangka hari anak nasional


Program nyata yang bisa dilakukan untuk membentuk karakter namun saat ini belum banyak di praktekkan adalah menanam tanaman dalam pot. Menanam tanaman dalam pot selain sebagai pengetahuan yang bersifat kognitif juga bisa sebagai wahana menumbuhkan karakter anak. Tanpa karakter, mustahil tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jika diuraikan, beberapa karakter yang dibutuhkan untuk merawat tanaman dalam pot adalah sebagai berikut.
Pertama, karakter sabar. Kesabaran mutlak dibutuhkan dalam mengiringi proses tumbuh kembang tanaman. Pertumbuhan tanaman dari benih, berbunga, dan berbuah membutuhkan waktu yang lama. Jika anak tidak sabar melalui proses ini maka dalam diri anak akan muncul kebosanan. Akibatnya anak kurang perhatian terhadap perawatan tanaman atau menyerahkan perawatan tanaman itu kepada orang lain. Kedua, karakter disiplin. Kedisiplinan sangat dibutuhkan untuk merawat tanaman. Anak harus memiliki kedisiplinan dalam menyiram tanaman, pemberian pupuk dengan jumlah yang tepat, dan mengantisipasi serangan hama tanaman. Selain itu, anak juga harus disiplin dalam membuat laporan yang akan didiskusikan di kelas. Kegiatan menanam tanaman dalam pot juga harus dilaporkan secara berkala kepada guru untuk diberi penilaian.
Alangkah baiknya jika laporan disertai foto tanaman. Hal ini sedikit banyak akan menuntut anak untuk mengenal teknologi. Apalagi di jaman sekarang ini dimana anak-anak sudah akrab dengan gadget. Ketiga, karakter teliti. Ketelitian dibutuhkan untuk mengamati setiap proses pertumbuhan tanaman. Interaksi tanaman dengan makluk lain perlu juga diamati. Hal ini sekaligus mengajari anak pelajaran interaksi antar makluk hidup (simbiosis). Anak akan mengamati mana itu interaksi yang menguntungkan tanaman dan mana itu interaksi yang merugikan tanaman. Keempat, karakter ingin tahu. Rasa ingin tahu akan muncul dengan sendirinya jika tanaman memiliki masalah. Anak akan berusaha mencari solusi masalah yang dihadapi dengan cara bertanya pada orang lain atau membaca literatur. Kelima, karakter cinta alam. Melalui penugasan menanam tanaman dalam pot, akan tumbuh jiwa cinta kepada alam. Anak akan secara langsung belajar dari pruduk alam yang ada di depannya.
Melaksanakan program ini terbilang mudah. Namun demikian harus dilakukan persiapan terlebih dahulu agar hasilnya optimal. Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah satu, pemilihan jenis tanaman. Tanaman yang bisa digunakan adalah tanaman sayur seperti cabai, tomat, dan terong. Atau tanaman bunga seperti bunga kenikir, kertas, dan bunga pukul empat.  Dua, dari mana bibit tanaman itu diperoleh. Lebih baik bibit disediakan oleh sekolah agar terjadi keseragaman. Bibit bisa dibeli di toko pertanian atau minta pada warga yang kebetulan memiliki tanaman yang dimaksud. Tiga, berapa banyak tanaman yang harus ditanam masing-masing siswa. Jumlah tanaman sebaiknya antara empat sampai dengan enam. Jumlah itu tidak terlalu sedikit juga tidak terlalu banyak. Empat, dimana tempat perawatan tanaman.
Tempat perawatan tanaman bisa dilakukan di sekolah atau di rumah. Jika sekolah memiliki greenhause yang memadai maka lebih baik tanaman diletakkan disana namun jika tidak ada maka lebih baik tanaman diletakkan dirumah masing-masing siswa demi keamanan. Lima, bagaimana sistematika pelaporan dan penilaiannya. Hal-hal yang perlu dilaporkan terkait pengamatan tanaman adalah hari/tanggal, jenis tanaman, berapa tingginya, jumlah daunnya, diameter batangnya, jumlah cabangnya, jumlah bunganya, jumlah buahnya, hewan apa yang berinteraksi dengan tanaman itu baik yang di udara maupun yang ada di dalam tanah, hewan itu merugikan atau menguntungkan tanaman. Format laporan sebaikknya disediakan sekolah sedangkan siswa tinggal mengisi saja. Enam, berapa perkiraan biaya yang dibutuhkan. Biaya bisa berasal dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) atau iuran siswa. Namun sekolah perlu berkomunikasi dengan wali murid terkait iuran agar tidak disalah artikan sebagai pungutan liar. Ingat pepatah “Jer Basuki Mowo Beo”.  
Bagaimana jika tanaman yang ditanam anak mati? Pihak sekolah memberi ganti bibit agar anak memulai lagi menanam dari awal. Hal ini akan mengajari anak dua karakter yaitu pantang menyerah dan berhati-hati dalam menggunakan kesempatan. Di akhir program harus diberikan nilai yang berbeda antara anak yang berhasil dengan yang tidak. Tentunya anak yang berhasil diberikan nilai yang tinggi sementara anak yang belum berhasil memperoleh nilai sesuai pencapaiannya.
Program ini juga sangat baik untuk melatih siswa agar berjiwa pengusaha. Apalagi sekarang ini harga cabai yang melambung tinggi dan belum ada tanda-tanda akan turun. Jika siswa berhasil memanen dengan baik tidak menutup kemungkinan dia akan menanam lebih banyak lagi. Siswa tinggal mencari lahan yang cocok dan modal usaha yang cukup.

sumber https://www.kompasiana.com/sumargo/58f42241127f6127089eb204/menanam-dalam-pot-menuai-karakter

Selasa, 24 September 2019

Sosialisasi tentang kenakalan remaja






Di SD Sindet ada acara tentang sosialisasi mengenai kenalan remaja, yang menjadi pembicara dalam kegiatan adalah dari pihak kepolisian wilayah Jetis.Zaman sekarang semakin tidak ada sekat antar ruang dan waktu karena globalisasi yang semakin luas dan di dukung oleh modernisasi. Kehadiran keduanya sangat memperinstan segala sesuatu dari segala bidang kehidupan.
Namun perkembangan semacam ini tidak lepas dari dampak negatif yang di timbulkan. Banyak sekali alasan/faktor mengapa kenakalan remaja terjadi, seperti faktor keluarga yang tidak harmonis, orang tua sibuk bekerja dan melewatkan masa berkembangnya anak, faktor lingkungan, faktor pergaulan, dan faktor lainnya.
Seperti yang dapat kita lihat kegiatan anak anak zaman sekarang dan anak di era 1990an. Sangat jelas berbeda dalam segi permainan. Anak anak sudah mulai di kenalkan gadget ketika mereka masih sangat dini, banyak dari alasan orang tua memberikan gadget kepada sang anak karena dengan di beri gadget sang anak menjadi tidak rewel sehingga sangat mudah bagi orang tua mengerjakan tugas lain.
Akibatnya, saat di luar pengawasan orang tua mereka dapat mengakses apa saja. Prilaku semacam ini terus berlanjut dan menjadi hal yang di pandang sepantasnya oleh anak.

Kenakalan remaja meliputi beberapa hal berikut;
- Merokok pada usia dini
- Vandalisme (mencoret-coret properti orang lain)
- Menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba)
- Sex bebas
- Hamil di luar nikah
- Mencuri
- Bullying melalui media sosial maupun secara lansung
- Merusak properti orang lain
- Tawuran antar sekolah
- Menyebar berita hoax
- Melakukan hal yang tidak senonoh
- Mengikuti geng motor yang tidak sesuai dengan norma yang ada
- Mengganggu lingkungan masyarakat
- Dan lainnya

Menurut bapak/ibu/anak2 muda di sekitar, mengatakan bahwa harusnya sebagai orang tua dapat memberikan didikan yang layak kepada anaknya agar tidak berjalan ke arah yang salah, harus lebih terbuka dengan keluarga, apabila anak tersebut tidak dapat terbuka dengan keluarga, alhasil dari ketidakkebukaan tersebut dapat mengakibatkan dampak yang negatif bagi masyarakat sekitar.
Nah maka dari itu kenakalan remaja sebaiknya di atasi sejak dini, sebelum mereka beranjak ke remaja dengan tidak tahu menahu mana yang baik dan buruk.

Contohnya, seperti kasus yang pernah terjadi dalam beberapa bulan yang lalu, seorang siswi sebagai korban yang terkena kekerasan dari beberapa temannya sehingga masuk rumah sakit, pada akhirnya banyak netizen yang merasa iba dan menghakimi/membully para pelaku kekerasan tersebut melalui media sosial, beberapa minggu kemudian terkuak lah bahwa kekerasan tersebut tidak sepenuhnya benar, media online hanya melebih-lebih kan keadaan yang sebenarnya dan korban tidak mendapat kekerasan yang berlebihan. Dalam satu kasus ini sudah banyak sekali kenakalan remaja yang terjadi. Seperti bullying, menyebar berita hoax dan lainnya

Dari penjelasan diatas, Kami kelompok 8 dari Universitas International Batam telah melakukan observasi di salah satu sekolah menengah kejuruan mengenai prilaku remaja disana. Dan setelah mendapat hasil serta mengkaji lebih dalam mengenai penyebab terjadinya, kami membuat sebuah project sosial experiment untuk mengimplementasikan hal yang sewajarnya di lakukan masyarakat dan agar masyarakat lebih melek pada kasus semacam ini.


Selasa, 30 Juli 2019

Mengenal produk lokal di Bantul Expo

Jumat, 19 Juli 2019

Rabu, 17 Juli 2019

Jumat, 17 Mei 2019

Kegiatan buka bersama di SD Sindet

Minggu, 05 Mei 2019

Juara 1 Kepala sekolah

Selasa, 26 Februari 2019

Sabtu, 09 Februari 2019

Alhamdulillah juara 3 Menyanyi tunggal FLSSN tingkat kecamatan Jetis

Alhamdulillah setelah berlatih bersama guru dan kepala sekolah beberapa waktu, kini dapat meraih juara 3 dalam ajang FLSSN tingkat kecamatan Jetis, semoga prestasi ini dapat memberikan semangat bagi ananda Aira agar dapat meningkatkan kemampuan dia dibidang seni vokal, dan semoga prestasi ini dapat memberikan semangat bagi teman-teman yang lain agar dapat meraih prestasi.
Selain menyanyi tunggal, SD Sindet juga ikut berpartisipasi dalam cabang lomba Pantomin, dimana anak yang turut mengikuti lomba Pantomin adalah ananda Fario, semoga pengalaman ini dapat memberikan motivasi dalam kehidupannya, amin.

Senin, 28 Januari 2019

Dalang Cilik tampil di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY


Dalang cilik adik Raka Wersniwira Purnama Aji, sekolah di SD Sindet, Bantul menyajikan lakon "Kangsa Adu Jago" di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY Jl. Cendana 11 Yogyakarta.

Kapolsek Jetis Ajak Siswa SD Sindet Jetis Tidak Merokok


Kapolsek Jetis AKP Slamet Subiantoro bertindak sebagai Pembina Upacara di SD Sindet, Senin, 6 Maret 2017 pukul 07.00 Wib.

Dalam amanatnya, secara khusus Kapolsek Jetis berpesan kepada siswa kelas VI untuk rajin belajar sebagai persiapan menghadapi ujian yang akan datang. Karena dengan rajin belajar diharapkan dapat meraih nilai yang baik sehingga dapat meneruskan ke SMP yang diinginkan.

Selain itu Kapolsek juga mengajak anak-anak SD Sindet, untuk dapat menjaga diri dalam pergaulan dan berhati-hati dalam memilih teman. Anak-anak juga diharapkan selalu menaati segala peraturan yang berlaku baik di sekolah maupun peraturan pemerintah.

Menaati peraturan pemerintah, dijelaskannya seperti larangan bagi anak belum cukup umur dan belum memiliki SIM untuk mengendarai sepeda motor, dalam hal ini termasuk usia anak SD. Karena bagi anak yang belum cukup umur, mengendarai kendaraan bermotor dapat membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Selesai pelaksanaan upacara, Kapolsek Jetis AKP Slamet Subiantoro menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan siswa-siswi SD Sindet. Yaitu dengan mengajak siswa bernyanyi untuk mencairkan suasana dengan kehadiran polisi dari Polsek Jetis di tengah-tengah mereka.

Kapolsek Jetis juga berharap, suatu saat nanti dapat kembali menjadi Pembina Upara di SD Sindet ini dan sekolah-sekolah lainnya. Karena dengan kehadiran Polisi disekolah-sekolah, diharapkan dapat mempererat jalinan tali silaturahmi Polri dan pihak sekolah.